JAMBI – Kualitas pendidikan antar sekolah di Jambi dinilai belum merata. Ini terlihat dari angka ketidak lulusan siswa jenjang SMA/SMK di wilayah kota jambi pada tahun 2024 ini yang senjang antara sekolah favorit dan nonfavorit. Dinas pendidikan kota jambi merilis data 240 siswa dari jenjang SMA/SMK di provinsi jambi dinyatakan tidak lulus sekolah.
Terkait permasalahan ini Dinas Pendidikan Provinsi Jambi akan lakukan evaluasi bersama pihak sekolah yang terkait.
Pasca momen kelulusan pada bulan april kemaren yang diumumkan dari masing – masing pihak sekolah di provinsi jambi. Terdapat beberapa fakta yang sangat mengejutkan / mencengangkan dimana terdapat 240 siswa dinyatakan tidak lulus diberbagai sekolah.
Dimana diantaranya 128 orang siswa jenjang sekolah menengah atas ( SMA ) dan 112 orang siswa diantaranya lagi merupakan siswa di jenjang sekolah menengah kejuran ( SMK ) .
Tekait hal tersebut, ketua komisi IV yakni Fadli Sudria, S, E, M. Hum menuturkan,terkait kondisi tersebut dirinya sudah mengkomfirmasi ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
“ Waktu itu sudah saya sampaikan dan mengkomfirmasi ke pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jambi , kalo menurut pihak Disdic dari alasan Kepala sekolah ada beberapa faktor Penyebab. Diantaranya ada yang berhenti ditengah jalan dan putus sekolah sehingga ( tidak masuk sekolah selama kelas tiga III ),” Tuturnya.
Terlepas dari itu semua, para siswa yang tidak lulus tersebut memang mesti tidak harus diluluskan. Karena siswa tadi tidak lagi mengikuti apapun bentuk kegiatan yang ada disekolah mereka sehingga hasilnya tidak maksimal.
“ Tentunya Berdampak pada nilai akhir mereka, banyak yang jelek dan terpaksa harus tidak diluluskan, “ jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, pada senin nanti pihak dari komisi IV akan memanggil pihak dinas dan rapat bersama untuk mengevaluasi apa permasalahannya sehingga banyak juga dari mereka yang berhenti di penghujung.
“Dalam evaluasi nanti kita akan mecari apa faktor penyebabnya. Apakah karena faktor ekonomi atau faktor lainnya”.
Dari dampak menurunnya kualitas pendidikan di provinsi jambi diatas maka dengan itu pihak komisi IV dan pihak dinas pendidikan provinsi jambi , akan segera menerapkan/mematangkan program “Sister School” yang telah mereka bicarakan dan rancang sebelumnya. Upaya untuk meratakan kualitas pendidikan di provinsi jambi. Sosialisasi program ini akan dilakukan setelah nanti selesai evaluasi oleh pihak dinas pendidikan.
Menurut kepala dinas pendidikan porvinsi jambi H. Syamsurizal, S.E., M.Si , program tersebut untuk benchmarking (Penyamaan Kualitas). “Juga untuk meningkatkan persentase kelulusan serta menciptakan atmosferakademic yang semakin baik dan menghilangkan disparitas atau perbedaan yang menyolok dalam pemerataan kualitas pendidikan.
Sekolah yang nanti dipilih menurutnya bukan hanya dilihat dari angka ketidak lulusannya yang tinggi, tetapi juga adanya komitmen yang tinggi serta potensi untuk maju dari sekolah tersebut. Sementara itu, sekolah yang dipilih untuk menjadi sekolah pendamping dinilai dari aspek manajemen sekolah itu.
“Memang cukup sulit saat ini kami harus memilih sekolah – sekolah yang akan menjadi sekolah Mitra. Bukan hanya angka ketidak lulusan saja yang kami lihat, akan tetapi sekolah tersebut juga harus memiliki potensi serta komitmen yang tinggi untuk maju. Keadaan sekolah serta kultur diskolah tersebut, juga menjadi satu pertimbangan. Misalnya, bagaimana situasi internal disekolah tersebut, “ terang Syamsurizal.
Pada pelaksanaan program sister school nanti ia menambahkan, dalam program ini pihak dinas pendidikan memang hanya perperan sebagai fasilitator yang juga bertugas memberikan rambu – rambu dalam pelaksanaannya. Selain melalui pendampingan langsung, progam ini juga akan dilakukan melalui strategi reciprocal visit ( saling berkunjung ke sekolah sekolah ) yang ada di provinsi jambi . akan dilakukan diskusi, serta workshop. Bidang yang akan digarap dalam program tersebut meliputi pembelajaran, penilaian, kesiswaan, sarana dan prasarana, serta manajemen ketenangan.
“Nantinya, Materi – materi yang dibutuhkan akan berbeda – beda di masing – masing sekolah. Misalnya. Sekolah A lebih membutuhkan pendampingan dibidang pembelajaran, sekolah dibidang manajemen ketenagaan, dan lainnya.”
Penulis :
Tiara Amelia
Mahasiswi Prodi Mpi ( Manajemen Pendidikan islam )
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi